REVIEW All That is Lost Between Us

 

All That is Lost Between Us




 

Judul                 : All That is Between Us

Penulis               : Winna Efendi

Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit      : 2021

Jumlah Halaman : 304 halaman

 

Blurb:

“It’s good to see you, Bee”

Bee dan Bas. Dulu sekali, kami pernah menjadi kesatuan dalam kalimat yang sama.

Sebelas tahun yang lalu, Bee meminta Bas untuk pergi.

Dokter ahli bedah pediatri tersebut pindah dari kota ke kota, bekerja di berbagai rumah sakit, sebelum berakhir di klinik sederhana di kota kecil pedalaman Australia. Di sana, Bas akhirnya memutuskan berhenti berlari, kembali ke Melbourne, dan memulai segalanya dari awal.

Di sisi lain, Bee menenggelamkan diri dalam pekerjaannya sebagai dokter Unit Gawat Darurat dengan segala kekacauannya. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Bas di rumah sakit tempatnya bekerja. Bee tak berencana hidup di masa lalu; baginya, kesalahan besar yang mereka perbuat sebelas tahun silam sudah cukup menghancurkan hidup mereka.

Kini, keduanya berada di tempat mereka bermula. Semuanya tergantung mereka—Apakah lebih baik meninggalkan rasa yang terkubur di masa lalu itu dalam-dalam, atau justru cinta berhak mendapat kesempatan kedua.

 

Review:

Hal pertama yang aku lakukan ketika mengetahui info terbitnya novel Bas dan Bee ini adalah I gonna love Bas like I like Liam, Bas bakalan masuk deretan Liam dan Tomoki. Dan benar, Bas masuk dalam deretan itu. Dengan ini, mereka bertambah—tokoh favorit karya Kak Winna, Tomoki, Liam, dan Bas.

Aku sangat suka dengan hal yang berhubungan dengan kesehatan dan dunia kedokteran. Jadi, ketika Bas dan Bee muncul ke permukaan, aku benar-benar semangat. Aku penasaran, bagaimana cara menuliskan proses operasi yang selama ini kita lihat di drama korea. Dan tadaa… walaupun aku nggak tahu istilah-istilah organnya, tapi kebayang apa yang dilakukan.

Selain itu nih ya, karena suka dengan hal-hal kedokteran, aku sampai punya catatan khusus tentang hal medis. Dan dengan debutnya buku ini, catatanku jadi tambah banyak. Banyak catatan kaki yang benar-benar menambah pengetahuan medis.

Mari kita berpindah ke tokohnya. Nuansanya menurutku berat banget, ya namanya juga metropop sih. But, really, apa yang pernah terjadi diantara mereka itu nggak segampang apa yang ada dipikiranku sebelum membaca bukunya. Terlalu banyak luka yang dirasakan Bee dan Bas. Seperti judulnya, cerita ini fokus pada Bas dan Bee, dua orang dokter yang memiliki hubungan di masa lalu. Hal yang hilang diantara mereka sebelas tahun silam, membuat jarak mereka merenggang dan saling melarikan diri.

Dari novel ini aku belajar, seberapa lama pun kita melarikan diri, masalah itu nggak akan selesai. Jadi, mending ketemu, selesaikan, dan putuskan ke depannya mau seperti apa. Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab, honey.

Bas dan Bee tetaplah manusia, kesalahan apapun yang mereka lakukan, nggak akan mengubah fakta kalau mereka pernah berbagi kenangan. Dan, dengan cara itulah aku mencintai dua dokter ini.

Ada satu scene yang aku inget banget sampai aku bertanya-tanya kenapa Bee histeris banget saat itu. Dan jawaban itu, ketemu di bagian klimaks nya. Nggak kebayang sih kalau jadi mereka. Harus memilih mimpi atau hal yang nggak kalah penting. Bas, bukanlah tokoh ceria seperti Tomoki atau Liam yang bisa membuat orang-orang terpesona, tapi Bas punya keistimewaan bagi Bee, dan aku suka mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW Tentang Kita Yang Tak Mengerti Makna Sia-Sia

#BeraniKePsikeater Part 3